Devisa Industri Tekstil Ditargetkan Tembus US$14 Miliar
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional diyakini kapabel memberikan kontribusi signifikan kepada penerimaan devisa dari ekspor pada tahun ini. Sepanjang Januari-Juli 2018, skor pengapalan produk TPT Indonesia menempuh US$7,74 miliar dan ditargetkan sampai akhir tahun ini dapat menembus sebesar US$14 miliar.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor di industri TPT bisa ditingkatkan lagi seiring usainya skema perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA). Bea masuk produk tekstil dan baju Indonesia ke Australia akan ditiadakan atau menjadi 0%. Kebijakan bilateral ini bakal ditandatangani akhir 2018.
\"Lewat CEPA hal yang demikian, segala produk Indonesia yang diekspor ke Australia, bea masuknya 0%. Termasuk produk TPT, yang sebelumnya dikenakan biaya 10-20%. Artinya, kemitraan strategis ini kesempatan kita memperluas pasar ekspor,\" katanya di Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Pemerintah Indonesia tengah berusaha merampungkan diplomasi Tidak Trade Agreement (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
\"Kami terus mensupport ekspor untuk tiga produk manufaktur favorit Indonesia, ialah baju, tekstil, dan sepatu,\" lanjut Airlangga.
Ketua Lazim Partai Golkar ini optimistis, industri TPT nasional punya energi saing global. Karena, sektor ini telah terintegrasi dari hulu hingga hilir dan mempunyai mutu bagus di pasar internasional.
\"Guna mendongkrak produktivitas dan tenaga saing, kami memfasilitasi peremajaan mesin dan kelengkapan industri TPT,\" ujarnya.
Di samping itu, sejajar dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0, pihaknya akan mengasah industri TPT nasional untuk menggunakan teknologi modern supaya lebih efisien dan meningkatkan kompetensi Sumber Kekuatan Manusia (SDM) cocok keperluan di era komputerisasi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor di industri TPT bisa ditingkatkan lagi seiring usainya skema perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA). Bea masuk produk tekstil dan baju Indonesia ke Australia akan ditiadakan atau menjadi 0%. Kebijakan bilateral ini bakal ditandatangani akhir 2018.
\"Lewat CEPA hal yang demikian, segala produk Indonesia yang diekspor ke Australia, bea masuknya 0%. Termasuk produk TPT, yang sebelumnya dikenakan biaya 10-20%. Artinya, kemitraan strategis ini kesempatan kita memperluas pasar ekspor,\" katanya di Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Pemerintah Indonesia tengah berusaha merampungkan diplomasi Tidak Trade Agreement (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
\"Kami terus mensupport ekspor untuk tiga produk manufaktur favorit Indonesia, ialah baju, tekstil, dan sepatu,\" lanjut Airlangga.
Ketua Lazim Partai Golkar ini optimistis, industri TPT nasional punya energi saing global. Karena, sektor ini telah terintegrasi dari hulu hingga hilir dan mempunyai mutu bagus di pasar internasional.
\"Guna mendongkrak produktivitas dan tenaga saing, kami memfasilitasi peremajaan mesin dan kelengkapan industri TPT,\" ujarnya.
Di samping itu, sejajar dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0, pihaknya akan mengasah industri TPT nasional untuk menggunakan teknologi modern supaya lebih efisien dan meningkatkan kompetensi Sumber Kekuatan Manusia (SDM) cocok keperluan di era komputerisasi.
Komentar
Posting Komentar